Oleh H. Rudy Mas’ud, SE, ME
Kalimantan Timur (Kaltim) telah ditetapkan jadi Ibu Kota Negara. Di sisi lain, Kaltim masih jauh tertinggal dari ibu kota lama, yaitu Jakarta. Terutama di sektor ekonomi, SDM hingga infrastruktur jalan.
Sebagai Ibu Kota Negara, Kaltim tentu butuh percepatan terutama di tiga sektor yang harus dijadikan prioritas pembangunan, yaitu ekonomi, SDM, dan infrastruktur.
Kaltim memiliki SDA (Sumber Daya Alam) berlimpah. Sebanyak 60 persen batu bara Indonesia ada di Kaltim. Indonesia juga menyediakan 56 persen CPO dunia. Di antaranya disiapkan oleh Kaltim dalam jumlah jutaan hektar kebun kelapa sawit.
Belum lagi jalur sungai Mahakam dan laut Kaltim telah menjadi jalur keuangan yang amat besar. Uang triliunan setiap hari melewati lalu lintas air ini.
Sayangnya, masyarakat Kaltim masih jauh dari sejahtera. Kesenjangan ekonomi di Kaltim sangat lebar. Masyarakat miskin jumlahnya begitu banyak, karena SDA Kaltim dikuasai oleh para pengusaha dari luar Kaltim.
Baca juga: Nabi Muhammad SAW dan Spirit Perubahan
Visi Rudy Mas’ud ingin mengembalikan kekayaan alam Kaltim untuk dinikmati sebesar-besarnya oleh masyarakat Kaltim. Caranya?
Berikan akses yang lebih besar kepada warga Kaltim untuk menguasai SDA. Dengan begitu, uang akan berputar di Kaltim.
Perputaran uang di Kaltim pada akhirnya dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Dari sini, lapangan pekerjaan semakin terbuka dan pengangguran teratasi.
Dengan sendirinya, kemiskinan akan berkurang. Kaltim akan menyongsong era kesejahteraan baru.
Sektor pertanian akan didorong secara masif.
Kaltim punya tanah yang luas. Satu kabupaten di Kaltim bisa lebih luas dari satu provinsi di pulau Jawa.
Kenapa Kaltim tidak memiliki ketahanan pangan? Kenapa justru impor dari pulau lain? Ini gak benar. Ada yang salah, dan ini kesalahan yang amat fatal.