Samarinda – Pendidikan gratis hingga jenjang S3 yang dijanjikan pasangan calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud dan Seno Aji, terus menjadi sorotan.
Rudy-Seno menggaungkan slogan “Gratispol!”. Di mana di dalam slogan tersebut, ada niatan keduanya kelak ketika berada di kursi nomor satu Kaltim untuk memberikan putra-putri daerah fasilitas sekolah gratis mulai dari jenjang SMA sampai S3.
Terdengar sulit, namun itulah keinginan Rudy-Seno. Tak hanya masyarakat yang berpikir keras apakah mungkin terealisasi, kubu petahana pasangan calon (paslon) Isran Noor dan Hadi Mulyadi, turut mempertanyakan kemampuan finansial daerah untuk mewujudkan janji tersebut.
Cawagub Kaltim Hadi Mulyadi sempat menyatakan keraguannya, menegaskan bahwa APBD Kaltim yang terbatas harus dialokasikan untuk berbagai prioritas, seperti infrastruktur dan layanan kesehatan.
Kepada wartawan, Wagub Kaltim periode 2019-2023 itu menyebutkan, dengan anggaran yang ada, janji pendidikan gratis hingga S3 tak realistis untuk diwujudkan.
“Tidak mungkin seluruh anggaran hanya untuk pendidikan. Yang lain juga butuh perhatian,” ujar Hadi, Rabu (25/9/2024).
Namun, Seno Aji menepis keraguan tersebut. Menurutnya, janji pendidikan gratis bukanlah sesuatu yang mustahil jika pemerintah memiliki kemauan dan keberanian untuk melaksanakannya.
Ditegaskannya bahwa APBD Kaltim yang tembus hingga Rp25 triliun, dengan alokasi 20 persen untuk pendidikan, dapat memenuhi janji itu.
Belum lagi, pendidikan adalah langkah awal untuk membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Jadi, tak ada kata mustahil untuk rencana mencetak SDM unggul.
“Anggaran pendidikan mencapai Rp4-5 triliun, dan kita mampu. Jangan bilang kita tidak mampu, ini tergantung pada keberanian pemimpin untuk menjalankannya,” jawab Seno Aji sewaktu menghadiri Rembuk Pendidikan di Pondok Pesantren Nabil Husein, Rabu (25/9/2024).
Wakil Ketua DPRD Kaltim periode 2019-2024 itu menyebutkan bahwa pendidikan dasar di Kaltim sudah gratis, sehingga hanya hal-hal kecil seperti seragam dan buku yang belum ditanggung.
Bisa juga, lanjut Seno, dengan memperkuat komitmen melalui peningkatan anggaran pendidikan dari 20 persen menjadi 25 persen, atau dengan menggandeng perusahaan-perusahaan besar melalui program corporate social responsibility atau CSR.
“Kita bisa bersinergi dengan perusahaan melalui CSR, ditambah APBD, semua ini bisa kita capai. Intinya, kalau mau, pasti ada jalan,” tegasnya.
Bagi pasangan Rudy-Seno, pendidikan gratis adalah masa depan yang mungkin diwujudkan, namun bagi Isran-Hadi, itu masih dianggap sebagai janji yang sulit dicapai.