Togu menjabarkan, hasil survei ini juga mengambarkan bahwa preferensi politik masyarakat Kalimantan Timur menginginkan adanya kepemimpinan baru yang lebih bisa dipercaya untuk dapat menuntaskan janji janji kampanye dalam meningkat kan kesejahteraan bagi masyarakat Kalimantan Timur
“Gambaran hasil survei kami ini, ada harapan akan perubahan terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Kaltim,” tutur dia.
Sementara itu, Togu menjelaskan, LKPI melakukan survei pada 25 Oktober-5 November 2024 dengan melibatkan sebanyak 1.850 responden di tujuh kabupaten dan tiga kota yang ada di kalimantan Timur.
“Responden pun merupakan penduduk berusia 17-75 tahun yang ber KTP dan sehari hari beraktivitas di Kaltim. Tingkat kepercayaan survey terbaru LKPI ini sebesar 95%. Dengan margin of error 2.28%,” jelas Togu.
Hasil survei LKPI ini mendapat tanggapan dari Pengamat Politik dan Ekonomi Dedi Rohman yang menguraikan penyebab rendahnya elektabilitas Petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi.
Menurutnya, petahana tidak berhasil memelihara basis massa dan program untuk rakyat kaltim, sehingga petahana tidak memiliki tingkat elektoral yang stabil.
“Survei LKPI ini menegaskan potret persepsi masyarakat kaltim yang tidak terkelola dengan baik oleh petahana sehingga berdampak pada persepsi keterpilihannya jauh di bawah penantang,” urai Dedi.
Secara teori, lanjutnya, petahana seharusnya memiliki tingkat elektoral yang bagus dibandingkan yang bukan petahana, selama petahana itu punya komitmen konstitusi, komitmen program dalam memelihara basis massa. Padahal petahana saat menjalankan pemerintahan harusnya menjalankan semua program-program yang punya kaitan dengan basis massa.
“Tetapi, sepertinya banyak program program Isran Noor-Hadi Mulyadi tidak dilaksanakan selama menjalankan pemerintahan sehingga cenderung tidak memenuhi harapan pada basis massanya itu sehingga mereka beralih pilihan politiknya ke pasangan Rudy Mas’ud-Seno Aji,” ucap Dedi.
Hasil survei yang menunjukan rendahnya tingkat elektabilitas Isran Noor – Hadi Mulyadi menunjukan masyarakat di Kalimantan Timur tampak realitis dan dinamis dalam menentukan pemimpin daerahnya.
Salah satunya dengan melihat bagaimana kinerja pasangan calon petahana saat menjabat, yang mana masyarakat melihat dan menilai apa yang dilakukan petahana selama menjabat, jika dinilai belum berhasil tidak akan dipilih lagi.
“Hasil survei LKPI ini juga menggambarkan bahwa persepsi rakyat terhadap kinerja petahana selama tercipta dalam angka angka yg dijelaskan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dedi menilai, salah satu ujian terberat pasangan calon petahana Isran Noor- Hadi Mulyadi ketika mencalonkan diri kembali adalah meyakinkan pemilih bahwa selama ini telah banyak berbuat dan berhasil menjalankan tugas sebagai kepala daerah.
“Oleh sebab itu saat kampanye petahana harus betul-betul dapat meyakinkan masyarakat sehingga pemilih tidak kecewa,” jelas Dedi.